Kamis, 03 Maret 2016

CINTA BERSAMA ALLAH EPS.1

CINTA BERSAMA ALLAH
1

Semester satu baru ku lalui, rasanya aku ingin lulus besok saja. Bandung di malam hari terasa lebih sejuk, sejenak aku mampir ke kafetaria yang tak jauh dari tempat kost ku. Aku memesan secangkir cappucinno hangat untuk mengobati 
“Balik peuting deui, neng ?” Tanya wanita paruh baya yang bekerja sebagai pelayan.
“Eh, iya bi.” Jawabku lirih.
“Sok atuh diminum heula.” Sahut Pelayan itu setelah menyajikan cappucinno ku.
Aku hanya mengaduknya sesekali meminumnya. Aku melamun, netra ku menggerling kearah jendela dan memandangi kehidupan malam. Rasa bosan turut merasuki diriku, penatku tak kunjung hilang, sampai akhirnya lamunanku di kejutkan oleh seorang laki-laki.
“Assalamualaikum, Afwan ukhti, Jilbab anti terkena air pipa yang bocor diatas.” Tegur laki-laki itu.
“Waalaikumsalam, ehiya, syukron telah mengingatkan.” Jawabku sambil menggeser dudukku.
“Afwan, jika nggak keberatan, anti bisa pindah ke sini. Kata laki-laki itu santun.
“Wah, Syukron” Jawabku sambil melempar senyum.
Kami berbincang di dalam keremangan kafetaria, ternyata beliau adalah kakak tingkatku, beliau berkuliah di Universitas pendidikan Indonesia dengan jurusan yang sama pula yaitu Pendidikan Matematika.

“Oalah, ternyata jurusan nya sama ya, Afwan, tapi akhi udah semester berapa nih ?” Tanyaku.
“hehe, ana semester 3, anti manggil abang aja gapapa.” Celetuk kakak tingkat itu.
“kita udah bicara panjang nih, tapi belum tau nama abang.” Jawabku malu-malu.
“Nama ana Hasan, adik sendiri namanya siapa?” Jawabnya santun.
“Nama ana Aira, bang.” Jawabku malu.
Jam terus berputar beriringan dengan obrolan kami, Bang Hasan orang yang cukup cerdas, semua celotehnya membuatku termotivasi rasanya, namun lagi-lagi waktu yang membatasi, hari begitu larut, gelasku pun sudah berkerak, pertannda aku harus pulang. Aku pamit dan beranjak pulang.

            Jalan menuju tempat kost ku kurang lebih 500 meter dari kafetaria, kost-kostan milik Ummi Aminah memang kost khusus wanita, jadi aku merasa aman apabila berada di sekitar tempat kost ku. Di depan gang aku bertemu dengan Mba Fatma, sepertinya dia baru pulang juga.
“Assalamualaikum Mba Fat, lesu aja nih abis ngerjain apa? Kenapa mba pulangnya sampai larut begini ?” Celotehku.
“Waalaikumsalam adik manis, Masya Allah, baru pulang gini mba langsung di hujani pertanyaan macam-macam, lah kamu sendiri kenapa baru pulang ?” Sahut Mba Fatma dengan nada yang begitu sabar.
“Hehe, maaf mba, ini loh, aku disuruh bikin seratus permasalahan matematika dan pemecahannya, karena penat, aku mampir aja ke kafetaria, kalo mba ?” Celetuk ku.
“Mba habis ngerjain laporan observasi jadi pulang nya agak larut deh” Sahut mba fatma dengan wajah lelahnya.
Kami melanjutkan perjalanan, karena lelah, hening menelimuti perjalanan kami, hingga kami tiba di tempat kost dan kami berpisah untuk menuju kamar masing-masing.

            Aku mengganti baju serta membersihkan badanku. Selepas membenahi kamar mungilku ini aku segera merebahkan tubuhku. Nyamannya kasurku, membuat mataku semakin memberat dan kemudian terjatuh dalam lelapnya malam.

            Seperti alarm, diri ini terbangun dalam semangat dalam semangat mencari Ridha Allah, ku basuh diri dengan air wudhu, ku dirikan Shalat malam ku dan ku curahkan munajat-munajat rindu ku pada Allah Swt. Keremangan kamarku menemani, lantunan kitab Sang Pemilik Diriku menentramkan suasana kamar,walau bacaan tak seindah Qori’, Insya Allah, Allah selalu menghargai usaha hambanya. Kulantunkan ayat-ayat-Nya hingga Adzan memanggilku untuk mendirikan Sholat. Selanjutnya aku mandi dan bersiap untuk menuntut ilmu kembali. Tidak sempat membuat sarapan membuatku menyiapkan rotitawar dan selai setiap hari.

            Aku menggunakan mini bus sebagai akses menuju kampus, aku harus berangkat lebih pagi agar tidak perlu berdesak-desakan.
“Ayo neng, langsung neng, teu aya keneh” teriak kernet bus.
Aku kemudian masuk dan duduk di tempat yang lumayan membuatku nyaman. Seseorang duduk di sebelahku, aku menggeser duduk ku karena beliau adalah seorang laki-laki.
“Dik Aira bukan ?” Tanya laki-laki yang suaranya tak asing.
“Iya, oalaah Bang Hasan, Afwan Bang, Aira ga liat hehe” Sahutku sambil cengengesan.
“Iya gapaapa, ketemu lagi kita ternyata ya, ada mata kuliah juga, dik ?” Tanyanya.
Matanya tak lepas menoleh wajahku, membuat jantung ku berdebar dengan perasaan bingung, tatapan nya begitu sejuk di hati senyumannya sungguh manis. Ada apa dengan ku, ini zina mata Astagfirullah.
“Astagfirullah, Afwan bang”  Kejut ku.
“Astagfirullah” Gumam nya.

Selama perjalanan kami hanya diam, untunglah jarak yang kami tempuh tidak terlalu jauh, jadi kecanggungan itu tak terasa lama. 

Hehe,. Maaf ya pembaca apabila ada typo-typo sengaja atau ga di sengaja dan maaf kalo bahasa sundanya kurang benar, maaf juga kalo penyusunan katanya kurang rapi Harap dimaklumi aja, kalo ada ralat lampirkan di komentar aja ya, Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar